Sepekan terakhir ini banyak kisah
diceritakan di sosial media tentang tukang sayur di Wonogiri, tukang pijit di
Jogja, Supir taxi di Palembang, tukang becak di Jember dan banyak lagi kisah
serupa lainnya yang harus menabung puluhan tahun agar bisa berangkat naik haji.
Sebut saja Pak Abdullah seorang
tukang becak di Jember yang mempunyai keinginan untuk naik haji. Karena
keinginan yang kuat inilah Bapak dua anak ini harus menyisihkan uang belanjanya
sebesar Rp. 5.000 - Rp. 20.000,- setiap
hari selama 22 tahun untuk berangkat naik haji. Subhanallah … merinding membaca
kisahnya .. dan membuat saya terinspirasi untuk berbagi kisah mengenai ini.
Tahun 2010 saya melakukan ibadah
umroh untuk yang pertama kalinya seorang diri dengan menggunakan jasa travel
ESQ. Pada saat itu biaya yang dikeluarkan cukup mahal (menurut saya) karena
pada saat itu saya masih menjadi marketing kartu kredit yang berpenghasilan UMR
+ insentif.
Karena hasrat dan keinginan yang
membara bahwa saya punya mimpi ingin mengunjungi Rumah Allah paling tidak
sekali seumur hidup berkunjung dan menyampaikan salam kepada Baginda Rasul di
depan makamnya, maka saya sekuat tenaga mengumpulkan uang saat itu. Lebaynya
ibarat kerja pagi pulang malam, kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Biaya
operational saya tidak saya pangkas karna itu sudah menjadi biaya yang memang harus
terjadi . Yang saya lakukan adalah saya menaikkan pendapatan dengan bekerja
lebih keras agar insentif saya lebih besar tiap bulannya. Saya mempunyai target
pendapatan sehingga dalam waktu 2 tahun saya berhasil mengumpulkan uang untuk
biaya umroh.
Pengalaman saya selama di sana
karena baru pertama kall sungguh sangat indah. Saya sudah pernah berkeliling ke
Negara- negara lain di Asia dan pulau2
di Indonesia .Entah kenapa akan terasa beda ketika kita mengunjungi tempat-tempat wisata di negara- negara lain
semegah Hongkong or seindah Bali sekalipun apabila dibanding dengan mengunjungi
Mekkah Madinah . Karena nilai spiritualnya yang tidak bisa kita dapatkan di
tempat wisata lain. Air mata yang tidak pernah berhenti menetes di pipi begitu
melihat KABAH dan berhasil memegang kain penutupnya serta memcium Hajar Aswad
itu tak tergantikan dengan uang. Dan aroma Kabah itu wangiiiiiiiiiiiiiiii
sekali sampai kejauhan masih sangat kental terasa. Itu mungkin yang membuat
saya kembali mengunjungi Rumah Allah untuk yang kedua kali tahun ini bersama
ibunda. Rasa kangen untuk kembali lagi, lagi dan lagi dan berniat ingin
membahagiakan ibunda tercinta dan atas restu Allah Alhamdulillah saya menikmati
perjalanan spiritual saya.
Dengan segala kerendahan hati, niat saya hanya ingin berbagi cerita semoga dapat membuka mata hati dan mengajak teman-teman semua yang belum menunaikan ibadah
haji atau umroh .. yuukk luangkanlah waktumu untuk mengunjungi rumah Allah
setidaknya sekali dalam seumur hidup mumpung masih muda (sehat fisik) dan
diberi rejeki berlimpah.
Inti dari kisah cerita
diatas adalah :
“ Sesungguhnya Allah tidak
memanggil orang – orang yang MAMPU tetapi Allah MEMAMPUKAN orang – orang yang
terpanggil”
Orang – orang yang di undang
untuk mengunjungi Rumah Allah adalah orang – orang pilihan yang terpanggil dan
di mampukan ALLAH. Terbukti kepada kisah tukang becak di atas, Allah memampukan
beliau untuk akhirnya diundang memenuhi panggilan
NYA. Ada juga sang nenek berusia 80 th kebetulan satu kloter dengan saya ,
beliau sangat antusias melaksanakan TAWAF (memutari Kabah sebanyak 7 kali) dan
SA’I (lari- lari kecil bolak balik sebanyak 7 kali dari bukit Safa ke bukit
Marwah total kurang lebih 3 km) padahal kakinya bengkak dan tidak bisa berjalan
cepat. Amazing .. saluuut saya sama nenek itu. Secara logika fisik nenek tsb
sangat renta dan lemah tetapi beliau berhasil menyelesaikan ibadah umroh dengan
baik. Apapun akan menjadi mungkin apabila Allah sudah berkehendak. Kun Fa Yakun.
Akan ada banyak keajaiban atas kejadian –kejadian selama berada di sana yang
tidak bisa di cerna oleh logika kita. Mekkah adalah KOTA tanpa LOGIKA saya
menyebutnya.
Di sisi lain, banyak kita temui orang yang benar- benar sudah mampu dalam hal financial dan fisik tetapi mereka belum menunaikan rukun islam yang ke- 5 tsb. Sungguh sangat ironi dengan banyak alasan seperti karena masih takut lah, tidak kuat fisik lah, masih muda dan masih banyak waktu lah, masih sibuk lah, anak- anak masih kecil lah atau belum siap lah mereka mengurungkan atau menunda beribadah padahal kita tidak pernah tahu kapan Allah memanggil kita untuk menghadap terakhir kalinya. Kita tidak pernah tahu sisa umur kita. Maka dari itu selagi muda, masih sehat fisik (karena ibadah yg kita lakukan membutuhkan fisik yang sangat prima) dan diberi rejeki melimpah, yuukk tunaikan ibadah tsb. Kalau naik haji sekarang harus menunggu kurang lebih 15 th lagi yaa solusinya umroh saja dulu. Sebenarnya umroh dan haji adalah sama karena kita melakukan urut-urutan ibadah yang sama hanya saja beda waktu. Umroh bisa dilakukan kapan saja sedangkan haji harus bertepatan di bulan Dzulhijah. Akan menjadi sangat MALU apabila kita diberi rejeki yang amat melimpah saat ini, kondisi yang masih muda dengan fisik yang prima, namun kita masih menggabaikan panggilan untuk berkunjung ke Rumah NYA hanya karena soal waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan.Padahal umroh itu hanya 9 hari dan ketika kita menunaikankan ibadah di sana akan terasa waktu berlalu begitu cepat sehingga 9 hari pun tidak akan cukup untuk berdoa , bermunajat, bersujud memohon ampun atas dosa-dosa yang telah diperbuat sepanjang hidup kita. Percaya deh .. aura Masjidil Haram itu bikin kangeeeenn.
Jangan pernah takut bahwa biaya yang di keluarkan untuk kepentingan Allah maka akan Allah ganti berlipat- lipat. Matematika Allah tidak sama dengan matematika kita yang pake kalkulator. Kalaupun soal waktu yang sibuk, ingatlah selalu bahwa waktu kita sebentar dan terbatas di dunia ini. Bayangkan bagaimana kalau minggu ini atau bahkan hari ini adalah hari terakhir kita beribadah kepada NYA. Berkejar- kejarlah dengan waktu dalam hal beribadah kepada Allah untuk deposito kita di akherat. Setiap sen yang kita keluarkan untuk beribadah di jalan Allah maka rejeki kita di duniapun menjadi urusan ALLAH.
Coba renungkan hal ini !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar