Minggu, 25 Mei 2014

Kisah Sopir Taxi

Karena sudah larut malam jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, maka saya memutuskan untuk naik Taxi perjalanan pulang ke Pondok Labu dari Grand Indonesia.
Kebiasaan saya kl saya naik taxi sendiri malam2 saya selalu tulis nama driver dan no taxi lalu saya kirim via bbm kepada no contac yg ada di bbm..tujuannya kl terjadi sesuatu dengan saya paling tidak saya sdh meninggalkan jejak terakhir keberadaan saya. Kali ini nama supir nya Bpk. Ismail dengan no taxi Blue Bird DA 791

Didalam taxi saya menerima telp dari teman kantor urusan kerja, pembicaraan seputar persiapan training motivasi yg akan saya lakukan bsk hari. Dan selesai menelpon sopir taxi tanya: “Maaf Mba, apakah benar Mba seorang trainer ?”

Tentu saya terkejut ternyata pembicaraannya saya ditelp sepanjang hampir 30 menit tentang memotivasi org lain didengar si Supir. Pak Ismail asli Yogya ini dulu bekerja di Palembang sebagai satpam sering mendengar acara radio Pas FM mengenai motivasi. Bahkan dia ingat banyak materi cerita business wisdom dari berbagai motivator terkenal. Dia telah 6 tahun pindah ke Jakarta, sebagai sopir taxi, dan kehidupannya cukup baik sekarang.

Sejak pindah dia merasa mendapat rejeki lebih bila bekerja lebih keras, yang berbeda dengan kerjanya ketika dia di Palembang. Maka dia bekerja keras habis2an selama merantau ini, apalagi tidak punya teman family, seluruh tenaganya dipakai untuk kerja keras.

Ceritanya, “Mba, saya ini bekerja keras tanpa kenal lelah selama 6 tahun ini, sehari bisa 15 jam nonstop, sering tidur di mobil, semuanya hanya karena satu hal saja. Saya ingin mengajak kedua orang tua saya naik Haji selagi mereka bisa.”

Motivasi kerja terbaik adalah dari dalam diri sendiri, dari diri kita sendiri yang mau, dan bukan dari luar. Teriakan “Luar Biasa, Dahsyat, Aku BISA !!!” tentu bukannya buruk, tetapi sering membakar semangat yang terkadang mengempis hanya dalam waktu yang singkat.

Insentif sekedar mengejar bonus juga sering hilang ditelan kebosanan, atau kejenuhan. Mengejar uang sering melelahkan kita dan bahkan tidak memenuhi dahaga kita yang sering mengalami ketidak kepuasan. Setelah dapat nilai yang diinginkan, makin haus dan mengejar lebih tanpa habis2nya.

Semangat dari dalam bisanya didapat dari kemahiran kita melakukan sesuatu yang membuat kita termotivasi mengerjakan itu, dan dari makna kerja yang kita lakukan.

Makna kerja atau tujuan kita bekerja adalah pendorong tertinggi yang selalu akan membuat kita mau bekerja super keras, tahan banting, dan tanpa mengenal lelah.

Sang sopir dengan mata bersyukur yang berkaca kaca, berkata; “ Alhamdulilah Mba, 6 bulan lalu kami berempat: Ayah, ibu, istri dan saya telah menunaikan Ibadah Haji.” Dan diceritakannya semua keindahan perjalanan Naik Hajinya.

Subhanallah (saya tidak kuasa menahan air mata dan tak henti2 nya saya merasa takjub akan kekuasaan MU ya Rab)

Apabila Allah berkendak terjadi maka "terjadilah" (Kun Fa Yakun)

Sesungguhnya Allah tidak memanggil org2 yg mampu untuk berkunjung ke rumahNYA, tetapi Allah memampukan org2 yg terpanggil untuk merasakan betapa nikmatnya beribadah depan Kabah"

Tak terasa perjalanan pulang ditemani Pak Ismail membakar semangat dan memotivasi saya untuk slalu bekerja keras dan bekerja keras mengejar mimpi saya membahagiakan orangtua dan bs menjadi inspirasi banyak org..

Setelah membayar taxi dan memberikan tips saya mengucapkan terima kasih kepa Pak Sopir karna sudah mengantarkan saya sampai depan pagar rumah dengan selamat dan yg paling penting sdh memberikan inspirasi buat saya mengenai makna bekerja hingga tulisan ini dibuat.

Sebelum turun, saya berpesan pada Pak Ismail "Jangan khawatir Pak.. Semua pengorbanan bapak, uang, butiran2 keringat,tenaga, waktu dll yg bapak keluarkan untuk membiayai naik Haji orgtua akan kembali. Rejeki Bapak akan bertambah berlipat2 diganti oleh Allah.. Dan yg pasti kenikmatan bisa membahagiakan org tua itu tdk bs dibayar atau dinilai dengan uang..Perasaan yg luar biasa Dahsyat..Doa saya mudah2 an semua pengorbanan itu menjadi deposito ladang pahala Pak Ismail di akherat nanti..Aamiin

Percaya deh... Karna saya sudah pernah merasakan perasaan Dahsyat itu ketika saya membiayai ibu saya Umroh dan terbukti Janji Allah tidak pernah meleset.

Alhamdulillah..
Ga pernah berhenti bersyukur atas segala rahmat dan rejeki yg Kau limpahkan kepadaku melebihi dari apa yg hamba minta..

(Catatan Inspiratif perjalanan pulang dari GI menuju rumah, 23 April 20I4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar