Kamis, 22 Mei 2014

Kurang Peka atas Petunjuk Allah

Menurut saya Formula hidup Bahagia ternyata Simple..cukup menjalani hidup SUSI=Syukur+Usaha+Sabar+Ikhlas

Berikut ilustrasi sepenggal kisah mengenai bersyukur :

Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan Dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.

Mang Udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”

Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.

Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,

“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”

Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,

“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”

“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.

“Abang yakin?”

“Insya Allah.” jawab bang Soleh meyakinkan.

“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.

“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.

“Apa kabar mang Udin?”

“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pekerjaan pun belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.

Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,

“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”

“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.

“Tawakal (Usaha), Sabar dan Ikhlas.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,

“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”

“Bukan tidak cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.

Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.

“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.

Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.

“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.

“Tidak.”

“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang peka memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”

Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.

“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.

“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

Pesan yang ingin saya sampaikan dari cerita diatas adalah seringkali kita merasa jenuh dan lelah berdoa karna apa yg kita inginkan tak kunjung tiba.. Padahal segala sesuatu sudah diatur Allah.. Tidak ada satu daun pun yang jatuh ke bumi tanpa seijin Allah..
Kadangkala kita kurang PEKA dengan petunjuk yg sudah diberikan Allah.. Seperti cerita diatas rejeki mang Udin sdh diberikan melalui tangan Bang Sholeh dng mentraktir 3 kali tapi Mang Udin kurang peka dan kurang bersyukur sehingga menjadi takabur..
Perlu diingat rejeki itu bukan hanya dlm bentuk materi (uang) saja tetapi juga Allah memberikan kesempatan pada kita setiap hari melalui nafas yg kita hirup, nikmat sehat, nikmat iman, ditraktir teman, nama baik, reputasi,keselamatan,pekerjaan yg baik, kasih sayang org2 di sekeliling kita,perhatian, dijauhi nya kita dari musibah,di hindarinya kita dari kecelakaan dan masiiih banyak lagiiii yg kadang kita lupa untuk bersyukur atas hal tsb..
"Maka Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?"

Begitu pula dengan JODOH.. Sama halnya dengan rejeki, Jodoh pun harus dijemput bukan ditunggu melalui Usaha dan dicari.. Bagaimana cara menjemput Jodoh?
Bagi wanita caranya dengan memantaskan diri, memperbaiki diri supaya dpt Jodoh yang pantas dan "sekelas" dng iman kita.. Cara konkritnya dengan belajar menjadi istri yg baik karna sebaik2nya perhiasan adalah istri yg sholehah,lalu dengan menutup aurat tubuhnya, melaksanakan kewajiban shalat lima waktu, puasa,membahagiakan org tua,tidak menyakiti org lain, bertutur kata baik dan punya attituted yg baik niscaya Allah akan mempertemukan dengan pendamping iman yang selevel juga.. Janji Allah, perempuan yg baik hanya untuk laki2 yang baik begitu juga sebaliknya..

So don't worry... Teteep semangaaat, SUSI = Syukur,Usaha ,Sabaar dan Ikhlass..selalu berbaik sangka dengan maksud dan tujuan Allah akan hidup kita semata mata untuk kebaikan kita.. Kata kuncinya selalu YAKIN pertolongan Allah akan datang disaat yang tepat, yaitu disaat kita benar2 pasrah (Zero Mind) dan benar2 bergantung hanya kepada Allah..

Keyakinan (Tauhid) kepada pertolongan Allah itu supaya tidak luntur dlm iman kita, hrs dijaga dengan shalat, doa dan dzikir..

Yuuk kita saling menjaga...
Semoga bermanfaat ..

1 komentar: